Pesona Tas Batik & Tenun yang Memikat Hati #SmescoNV

Tas Tenun yang memikat hati (Photo by Sashy)
Wanita adalah mahkluk Tuhan yang paling indah, begitulah yang sering dikatakan syair lagu dan para pujangga di luaran sana. Jadi jangan heran jika unsur  ini menjadikan wanita sangat peka dan mudah tertarik dengan sesuatu yang indah, cantik atau unik seperti tas salah satunya. Jika kaum pria mayoritas menilai tas dari segi fungsional maka tidak demikian dengan kaum wanita. Tas memiliki arti yang lebih dari sekedar tempat untuk menampung barang-barang bawaan, jadi selain sisi fungsionalnya sebuah tas harus memiliki sisi estetika yang mendukung dan mampu memberi nilai tambah bagi penampilan si pemakai. Pada golongan tertentu tas juga mampu berperan sebagai nilai ukur strata sosial dimana ada anggapan semakin mahal atau ber-merk tas yang dipakai maka semakin tinggi pula strata sosial atau gengsi si pemakai. Fenomena ini pasti bukan hal yang asing bagi kita, begitu sering kita dengar media elektronik maupun media cetak  memuat berita tentang golongan sosial tertentu yang berlomba-lomba memamerkan koleksi tas-tas mahal yang harganya mencapai ratusan juta. Jauh-jauh pergi ke luar negeri hanya untuk mendapatkan sebuah tas karya desainer kenamaan yang katanya limited edition.

Pernahkah terlintas di fikiran ketika kita bangga akan pencapaian bisa membeli produk mahal karya desainer luar ternama, ternyata tanpa kita sadari di sisi lain beberapa desainer kondang tersebut datang ke Indonesia untuk mencari ide atau bahkan membeli bahan baku atau material untuk karya mereka yang kemudian di branding dan dijual kembali dengan harga puluhan kali lipat lebih mahal.  Lalu ironisnya lagi pembelinya adalah orang Indonesia sendiri. Tidak banyak disadari bahwa negara kita kaya akan material indah nan unik yang bisa diolah menjadi produk bernilai jual tinggi bahkan go internasional jika dikelola dan dikembangkan dengan tepat. Tas-tas karya anak bangsa juga tidak kalah cantik dan berkwalitas jika mau melihat dari sisi yang berbeda, bahwa sejatinya penampilan atau fashion seseorang tidak mutlak dinilai dari harga atau merk tapi lebih kepada karakter, kesesuaian serta kenyamanan si pemakai dengan apa yang ia pakai. 

Kekayaan negeri ini tidak hanya terbatas pada keindahan alam dan tradisinya, jangan lupa bahwa kita juga memiliki beragam jenis kain yang indah dari seluruh pelosok negeri. Sebut saja yang paling umum seperti batik dari Jawa Tengah dengan motif-motifnya yang sarat akan makna. Lalu ada kain ikat dari Timor dan Kalimantan dengan sistem pewarnaan dari alam (natural dying) serta Songket dari Sumatera dan Bali dengan sulaman benang emas dan perak nan berkilau. Belakangan ini pengrajin lokal sudah mulai giat mengembangkan ide dan produk dari kain-kain khas Indonesia yang diolah menjadi bagian dari fashion seperti  pakaian, tas, sepatu, sandal dan lain-lain. 

Detail dari songket , Singaraja - Bali ( Photo by Sashy)

Detail kain limar , Palembang - Sumatera ( Photo by Sashy)

Batik Parang (Jawa Tengah) memiliki makna petuah untuk tidak pernah menyerah, ibarat ombak laut yang tak pernah berhenti bergerak  ( Photo by Sashy)




detail kain Timor dengan sistem pewarnaan alami (Photo by Sashy)
Produk yang dihasilkan memiliki nilai keindahan tersendiri yang unik dan ber-karakter khas Indonesia, dengan sistem marketing dan management yang tepat saya optimis bahwa kedepan akan ada banyak brand lokal yang muncul dan mampu bersaing dan melesat sampai ke pasar international. Hal ini diperkuat dengan beberapa brand lokal yang sudah terlebih dahulu muncul, berkembang dan sukses mendunia, sebut saja seperti "Binhouse" milik Ibu Obin Komara dengan produk fashion dari kain-kain terbaik Indonesia atau "Ni Luh Djelantik" buah karya seorang wanita penuh kharisma asal Bali yang memiliki nama sama dengan brand yang ia jual  dan satu lagi ada "Sabbatha" sebuah lokal brand besutan Sabbatha Rahzuardi yang terkenal akan desain tasnya yang mewah nan berkelas . Saya yakin di luaran sana masih banyak anak bangsa yang sedang mengembangkan sayapnya untuk menyusul maju, mungkin sekarang gaungnya memang masih belum terdengar keras tapi jika kita mau mendukung dan mengapresiasi karya mereka pastinya peluang brand lokal untuk bersaing bisa lebih besar.
berbagai model tas batik dan tenun karya pengrajin lokal Indonesia (Photo by Nuri Tas Batik Tenun)

Saya pribadi sangat menyukai tas karya pengrajin lokal terutama yang berbahan dasar kain asli Indonesia seperti batik dan songket. Memang untuk mendapatkan tas sejenis ini harganya lumayan mahal tapi hal ini sangat sebanding dengan material yang digunakan. Jika kita membeli tas berbahan dasar batik tulis  sudah pasti harganya akan lebih mahal ketimbang tas dengan bahan batik cap atau cetakan. Begitu juga ketika kita membeli kain ikat dan tenun, harganya pasti lebih mahal dibanding cetakan motif ikat diatas kain polyster. Selain itu rata-rata tas ini masih dikerjakan secara manual atau 100 % handmade mengingat texture dan sifat kain hasil tenun yang butuh perlakuan khusus yang otomatis membuat waktu kerja lebih lama dari produksi masal. Seiring dengan berkembangnya tekhnologi digital dan internet yang bisa diakses semua kalangan, konsumen bisa dengan mudah menemukan produk-produk berkwalitas karya anak bangsa, misalnya melalui facebook dan instagram. Sudah banyak sekali para pengrajin lokal yang memasarkan tas karya mereka melalui jejaring sosial sehingga sangat mudah bagi para konsumen untuk mengakses atau membeli tanpa perlu pergi kemana-mana. Nuri Tas Batik Tenun merupakan salah satu dari sekian banyak pengrajin tas lokal yang memasarkan produknya melalui jejaring sosial, berbagai jenis tas dan clutch serta sandal berbahan dasar kain tenun dan batik menjadi produk andalannya, range harga yang ditawarkan juga masih tergolong standard dan masuk di akal dengan kwalitas memuaskan. Jika bisa mendapatkan kwalitas dan estetika maksimal dengan harga bersahabat dan buatan lokal, kenapa harus pergi jauh-jauh untuk mencari yang lebih mahal ? 

salah satu tas batik dari Nuri Tas Batik (Photo by Nuri Tas Batik Tenun)


Untuk memaksimalkan perkembangan brand lokal pastinya kita butuh dukungan dari semua pihak termasuk pemerintah. Syukurnya dukungan pemerintah saat ini sudah mulai terasa nyata melalui lembaga SMESCO yang merupakan kepanjangan dari "Small and Medium Enterprises and Cooperatives", atau KUKM - Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Lembaga ini memiliki visi dan tujuan untuk mempromosikan produk-produk unggulan Indonesia kepada dunia Internasional melalui pelaksanaan berbagai pelatihan UKM, menyediakan ruangan untuk pameran, serta memberi bantuan promosi dan pemasaran produk lokal ke luar negeri lewat kegiatan trading house.  Oleh karena itu mari kita bersama-sama sebagai anak bangsa memberikan apresiasi yang lebih serta ikut mendukung agar brand lokal bisa berkembang dan bersaing dipasar internasional, jika bukan kita siapa lagi ?


Note:
Terimakasih kepada Nuri Tas Batik dan Tenun untuk foto-foto tasnya yang cantik ( penggunaan photo terkait sudah mendapat ijin dari pihak bersangkutan).
Photo lainnya yang terdapat dalam artikel ini merupakan milik dan karya dari penulis.





4 komentar :

  1. Tasnya bagus mbak. Memang lokal juga sbnrnya bagus2 ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mas produk lokal juga banyak yang bagus kok, saya sendiri suka beli tas yang berbahan kain batik dan tenun karena tampilannya cantik dan unik

      Hapus
  2. kreatif banget ya,batik jadi tas...cantik2 karyanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo mba HM ZWAN, salam kenal :)
      Iya mba produk tasnya cantik cantik sampe kadang susah nahan keinginan buat belinya ehehe

      Hapus

Halo Foodies terimakasih sudah berkunjung ke blog saya, silahkan tinggalkan comment untuk pertanyaan, saran maupun kritik yang membangun. Mohon untuk tidak berkomentar yang mengandung SARA, Kekerasan, judi maupun Pornografi karena tidak akan saya tampilakan disini. Berkomentarlah dengan bijak dan santun. Terimakasih

My Instagram

Copyright © Bali Food Blogger: Resep dan Review by Sashy Little Kitchen.